Selasa, 01 April 2014

E-Business

.1 Pengertian E-Research
E-Research terdiri dari dua kata yaitu electronic dan research yang bermakna adalah penelitian yang dikembangkan secara elektronik atau online. E-Research merupakan perkembangan lebih lanjut dari E-Science , perkembangan E-Research dan E-Science karena adanya perkembangan teknologi informasi, Jaringan internet dan peralatan online lainnya di dalam komunitas peneliti, walaupun pada awalnya dikembangkan hanya untuk penelitian dan pengetahuan pada bidang yang berhubungan dengan internet dan teknologi tapi diharapkan bahwa nantinya e-research dan e-science dapat menjangkau seluruh bidang ilmu pengetahuan.
E-research sendiri memiliki konsep untuk menghubungkan seluruh peneliti di seluruh dunia agar dapat mengakses suatu hasil penelitianan ataupun mengadakan penelitian bersama sama dan berbagi data terhadap suatu penelitian, sehingga memudahkan para peneliti untuk mengadakan penelitian secara bersama-sama.
Saat ini berbagai situs e-research pun bermunculan di berbagai universitas dan diseluruh penjuru dunia, pada beberapa situs e-research dikembangkan oleh pihak dalam kampus tersebut sedangkan pada beberapa situs lainnya merupakan proyek bersama dari beberapa universitas terkemuka di dunia, sebagai contoh http://eresearch.lib.harvard.edu/V merupakan salah satu site yang dikembangkan oleh haravad sendiri sedangkan pada http://www.wun.ac.uk/index.php beberapa universitas mengambil bagian dalam pengembangan beberapa penelitian.
3.1 Konsep E-Research
Kegiatan riset atau penelitian saat ini sudah semakin bercirikan kerjasama tingkat nasional dan internasional, serta merupakan kegiatan kolaborasi multi-disiplin. Infrastruktur telekomunikasi dan internet menjadi salah satu faktor pendorong terkuat dari fenomena ini. Istilah ‘e-research’merujuk pada kegiatan riset yang menggunakan serangkaian fasilitas teknologi informasi dan komunikasi, sedemikian rupa sehingga melahirkan cara kerja dan metode riset baru yang ditandai oleh beberapa hal berikut:
• Penggunaan jaringan pita-lebar (broadband) yang dilengkapi instrumen dan fasilitas riset, termasuk peralatan teknologi sensor dan penghimpunan data digital secara besar-besaran,
• Pemanfaatan perangkat lunak dan infrastruktur koneksi yang aman dan memenuhi persyaratan interoperability.
• Ketersediaan peralatan dan aplikasi riset berbasis digital yang meliputi peralatan khusus maupun peralatan lintas bidang yang bersifat interaktif

Walaupun saat ini e-research masih terlihat sebagai pendamping dari aktivitas riset ‘tradisional’, namun mulai terlihat bahwa kegiatan berbasis internet semakin memperlihatkan ciri khusus yang mungkin di suatu saat akan menjadi jenis riset tersendiri yang terlepas dari pola tradisional. Berbagai perangkat digital saat ini sudah mulai melahirkan peneliti dan ilmuwan yang secara kreatif menggunakan sumberdaya digital dan internet, termasuk menciptakan pola baru dalam kolaborasi dan penyebaran hasil karya ilmiah, sebagaimana kini terlihat dalam bentuk fenomena Open Access dan Open Archive Initiative. Sudah pula mulai terlihat percepatan kemunculan bidang-bidang baru yang memanfaatkan teknik pendulangan data (data mining) dan jaringan kerjasama antar negara.
Riset astrophysics adalah salah satu contohnya. Riset ini sangat bergantung kepada data digital tentang ruang angkasa yang diperoleh dari berbagai stasiun pengamat di berbagai belahan dunia, serta perangkat lunak simulasi fisika yang menggunakan data hasil penelitian laboratorium. Berkat internet, bidang ini dapat tumbuh pesat sebagai sebuah upaya kolaboratif para peneliti seluruh dunia, tidak terhalangi oleh kesulitan komunikasi dan transportasi. Contoh lain adalah program PARADISEC, melibatkan 39 negara di Asia-Pasifik dan empat universitas di Australia, yang menghimpun data tentang budaya-budaya lokal hasil penelitian etnografi dan bahasa. Tak kurang dari 2000 rekaman digital dalam bentuk 254 bahasa lokal berhasil dihimpun program ini dalam bentuk digital, siap untuk dianalisis secara kolaboratif oleh berbagai ilmuan sosial-budaya dari berbagai negara .
Salah satu kunci utama keberhasilan riset yang berbasis kolaborasi tentu saja adalah pemakaian sumberdaya digital secara bersama. Dalam konteks inilah perpustakaan digital memainkan peran penting. Sebagai institusi yang sejak kelahirannya sudah terlibat dengan aktivitas riset, maka perpustakaan digital kini juga perlu menyiapkan diri menjadi bagian dari e-research. Secara lebih sempit, maka pengertian e-research di sini dapat dikaitkan dengan penyediaan jasa lewat portal perpustakaan, sebagaimana yang, misalnya, dilakukan universitas Harvard (http://lib.harvard.edu). Portal perpustakaan universitas ini menghimpun semua fasilitas elektronik dan digitalnya di satu ‘pintu’, mulai dari teks, aneka kamus, musik, foto, indeks, ensiklopedi, almanak, peta/atlas, sampai jurnal elektronik. Juga tersedia fasilitas yang membantu peneliti ‘melacak’ rujukan-rujukan di berbagai artikel ilmiah (atau citation linker).
Pemanfaatan teknologi portal yang ramah kepada pengguna (user friendly) memang menjadi salah satu kunci keterlibatan perpustakaan dalam e-research. Sebagaimana di Harvard, banyak universitas kini menyediakan komponen portal yang memungkinkan seorang peneliti membangun sendiri “ruang kerja” maya (di Harvard disebut sebagai My Research) untuk menyimpan hasil-hasil penelitian dan artikel-artikel yang mereka perlukan. Para peneliti juga dapat membuat semacam pangkalan data kecil yang menghimpun link ke berbagai sumberdaya sesuai kebutuhan mereka, untuk disimpan dalam berbagai “lemari digital” yang diberi nama My Citations atau My E-Journals atau My E-Resources. Ini semua mirip bookmark yang terdapat di setiap browser internet, namun memiliki berbagai fasilitas tambahan yang dapat dimodifikasi secara individual. Semua fasilitas ini pada dasarnya merupakan bentuk jasa perpustakaan yang sejak dahulu berupaya mempermudah bertemunya peneliti dengan sumber informasi.
Pada era digitalitasi dan internet saat ini, upaya ‘tradisional’ di atas menjadi semakin kompleks dan memerlukan pendekatan yang berbeda dari sisi pengelola perpustakaan. Dalam kenyataannya, e-research membutuhkan dukungan perpustakaan yang memahami situasi dan perkembangan riset internasional, sekaligus dipercaya di tingkat lokal maupun nasional untuk menjadi institusi penghubung antar ilmuwan. Selain itu, perpustakaan universitas saat ini tentu tidak lagi dapat mengandalkan akses setempat, dan harus aktif memahami sekaligus mengajak berbagai pihak untuk memahami perkembangan teknologi, terutama yang memungkinkan komunikasi lintas pijakan (platform). Sebagai pihak yang akan dipercaya mengelola himpunan data digital, perpustakaan mau tidak mau akhirnya harus menjadi institusi di universitas yang paling mumpuni dalam soal-soal simpan dan temu-kembali.
Pengelolaan perpustakaan digital juga harus mengikuti dinamika pesat dalam perkembangan riset yang menggunakan sarana komputer. Sebagai bidang kegiatan yang memproduksi dan mereproduksi ilmu, maka kegiatan riset berintikan sebuah pusaran produksi pengetahuan yang amat kencang. Perkembangan infrastruktur digital telah menimbulkan peluang pembentukan moda produksi pengetahuan baru (new mode of knowledge production). Moda produksi baru ini bercirikan kerjasama dan kolaborasi yang meluas, menembus batas-batas gedung laboratorium atau halaman kampus. Selain itu, intensitas dan cakupan kerjasama juga meningkat, melibatkan tidak saja akademisi, melainkan juga pihak pemerintah, dan industri dalam pola kerja baru yang mengandalkan komunikasi berbasis komputer dan telekomunikasi. Beberapa bentuk pendekatan baru pun bermunculan, tiga di antaranya yang paling relevan adalah:
• Systems of Innovation (lihat Edquist, 1997, 2001) sebagai sebuah pendekatan yang berkonsentrasi pada pembinaan kerjasama antar sistem secara meluas, di dalam mana terjadi produksi, komunikasi, dan aplikasi ilmu pengetahuan yang sangat intensif.
• New Production of Knowledge (lihat Gibbon et. al., 1994, Gibbons, 2000) memperlihatkan bagaimana berbagai riset yang semula berbasis disiplin tertentu atau khusus kini saling berkomunikasi, menimbulkan pola riset transdisipliner yang sekaligus berorientasi pada penyelesaian masalah-masalah terkini secara bersama-sama.
• Triple Helix Approach (lihat Etzkowitz dan Leydesdorff, 1997, 1998, 2000) yang menekankan pentingnya perkembangan fenomena hubungan dan antar hubungan (interrelationship) di kalangan universitas, industri, dan pemerintah.

Ketiga pendekatan baru di atas secara bersama-sama mewujudkan perubahan signifikan dalam praktik-praktik riset di berbagai belahan dunia. Pendekatan Systems of Innovation menempatkan produksi pengetahuan di dalam konteks yang lebih luas, menekankan pentingnya kaitan dan kerjasama antara berbagai pelaku riset, dan antara produksi pengetahuan dan aplikasinya di bidang industri. Pendekatan New Production of Knowledge menegaskan bahwa kerjasama antar pelaku riset ini memang akhirnya mendobrak batas-batas tradisional yang dibangun berdasarkan disiplin ilmu khusus pada masa lampau. Sementara pendekatan Triple Helix menggarisbawahi kemunculan konvergensi atau ‘penyebrangan’ lintas institusi, misalnya ketika perusahaan-perusahaan besar menjadi pusat penelitian dan akhirnya mendirikan universitas, sementara berbagai universitas sendiri kini berkiprah seperti perusahaan besar.
Akibat perubahan dalam moda produksi ilmu pengetahuan itu, muncul aneka kegiatan yang sangat langsung mempengaruhi praktik komunikasi ilmiah, dan dengan demikian juga mempengaruhi kegiatan simpan dan temu-kembali informasi yang selama ini dikelola oleh pihak perpustakaan. Misalnya, yang perlu diperhatikan adalah:
• Peningkatan dalam keragaman lokasi riset. Saat ini universitas dan laboratoriumnya bukan lagi satu-satunya lokasi riset yang ‘serius’. Berbagai institusi, misalnya rumah sakit, kantor pusat perbankan, media massa, adalah lokasi riset yang semakin berkembang. Demikian pula kerjasama antar mereka juga meningkat, baik yang melibatkan universitas sebagai pihak ketiga, maupun yang melibatkan pemerintah (misalnya riset flu burung melibatkan rumahsakit, universitas, pemerintah, industri obat, lembaga-lembaga donor, dan sebagainya).
• Dinamika penelitian antar-bidang (interdisciplinary) dan lintas-bidang (transdisciplinary) menghimpun peneliti dengan berbagai latarbelakang untuk mengatasi persoalan yang sulit diselesaikan dengan satu pengetahuan khusus saja. Misalnya, persoalan limbah, polusi dan kesehatan melibatkan tidak saja ilmuwan kimia-industri, tetapi juga ahli budaya, pekerja sosial, ekonom, dan ahli perancang kebijakan publik. Seringkali, muncul disiplin lintas-bidang akibat kolaborasi ini, misalnya dalam bentuk ilmu lingkungan hidup.
• Lembaga peneliti dan para ilmuwan semakin memfokuskan diri pada upaya menyelesaikan masalah-masalah nyata secara langsung, bukan lagi semata-mata pada teori dan teknik pencarian kebenaran.
• Batas-batas organisasional seringkali menjadi samar ketika kolaborasi dan komunikasi antar ilmuwan semakin meningkat, baik dalam intensitas maupun dalam kapasitas. Apalagi kemudian muncul kecenderungan untuk bersikap fleksibel dalam mendekati dan menyelesaikan masalah penelitian. Seringkali, pembentukan tim peneliti menjadi lebih leluasa, dan sebuah tim bisa saja dibubarkan, dimodifikasi, lalu dibentuk kembali sesuai keperluan yang berubah-ubah.
Perubahan pola komunikasi pun segera terlihat, termasuk dalam komunikasi ilmiah formal. Kepedulian yang meningkat dalam hal hak milik intelektual dibarengi oleh merebaknya komunikasi informal antar ilmuwan melalui saluran-saluran elektronik yang mudah diakses, seperti mailing list dan community blogs.

Senin, 10 Maret 2014

karya



Bottom of Form

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

1.1.1Maraknya PemakaianNarkoba

Narkobasudahmenjadihal yang biasadikalanganmasyarakatdimana-mananarkobasudahbiasa di temui.Rumahsakitketergantunganobat Jakarta melporkanbahwadaripenderita yang umumnyaberusia 15 sampai 24 tahun, kebanyakandarimerekamasihaktif di sekolahmenengahpertama, sekolahmenegahdanperguruantinggi, bahkanada pula yang masihduduk di sekolahdasar.Narkobasudahmenjadi universal karnasudahbisa di temukan di manapundansudahbisa di pakaiolehsemuajeniskalanganmasyarakat.
MenurutpenelitianpemakaiNarkobaumumnyaadalahremaja, halinimenunjukkakalauremajapadazamansekarangsangatmudahterpengaruh, PenyalahgunaanNarkobabiasanya di awalidenganpemakaianpertamapadausiasekolahdasaratausekolahmenengahpertama, halinibiasanyadiawalikarenaadanyatawaran, bujukan , dankarenaadanyatekanandariseseorangatautemansebaya,selanjutnyatidaksulituntukmenerimatawaranberikutnyadaripemakaiansekali, kemudianbeberapa kali danakhirnyamenjadiketergantuunganterhadapNarkoba yang di gunakan.

Adiksi, ketergantunganatau pun kecanduantelahmenjadihal yang biasaditemuiketikaseseorangsudahpernahmerasakan yang namanyanarkoba.Padazamansekaranginiangkakejadianataujumlahkasuskecanduanakibatnarkobameningkatdengancepatdalambeberapaderetukur. JumlahpasienRumahSakitKetergantunganObat di Jakarta meningkatenam kali lipatdaritahun 1993 – 1999, kasusnyasepertigununges yang mencuat di ataspermukaanlaut,sedangkanbagianterbesar di bawahnyatidaktampak.Menurut WHO, jikaterdapatsatukasusberartiada 10 kasuslainnya yang belum di temukan.
Setiaphari pun juga di temui di media baikitudaritelevisi,radio, Koran, majalahdan media cetaklainnyaberita-beritatentangbanyaknyapenyalahgunaanakibatNarkoba, baikpemakaiNarkobamaupunpengedarNarkoba yang tertangkap di Indonesia.maraknyapemakaiandanpengedaranNarkoba di Indonesia kemungkinanbesar pun disebabkanolehjalurmasukke Indonesia yang kurangamansehinggamemudahkanparapengedarasingmudahmasukke Indonesia.







BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1.Apaitunarkoba

Narkoba(narkotikadanobat/bahanberbahaya) ataunapzaadalahobat/bahan/zat, yang bukantergolongmakanan .jika di minum, di suntik, di telanatau di hirupakanberpengaruhterutamapadakerjaotakdanseringmenyebabkanketergantungan. Akibatnyafungsikerjaotakberubahdemikian pula denganfungsi vital organ tubuh lain.
Narkobaadalahistilahdalampenegakhukumdanmasyarakat, disebutberbahayakarnatidakaman di gunakanolehmanusia,baranginiharus di gunakansesuaidenganketentuanhukum, sedangkannapzaadalahistilahdalamduniakedokteran yang biasanya di gunakansebagaiobat yang dosisnya di aturdalam UU.

2.2. Jenis-JenisNarkoba

1.NARKOTIKA

Narkotikaadalahzatatauobat yang berasaldaritanaman /bukantanamanbaiksintetismaupunsemi yang dapatmenyebabkanpenurunan/perubahankesadaran,menghilangkan/mengurangi rasa nyeri. Narkotikaterbagi 3:
• Narkotikagolongan 1: berpotensitinggimenyebabkanketergantungan. Ex: heroin,kokaindan ganja
• Narkotikagolongan 2: berpotensitinggimenyebabkanketergantungandan di gunakanpadaterapisbgpilihanterakhir. Ex: morfin,petidindanmetadon
• Narkotikagolongan 3:berpotensi ringanmenyebabkanketergantungandanbanyak di gunakandalamterapi. Ex:kodein

2.Psikotropika

Yaituzat/obatbaikalamiah/sintetis yang menyebabkanperubahankhaspadaaktivitas mental danperilaku. Yang terbagi:
• Psikotropikagolongan 1: ketergantungannyaamatkuat. Ex: ekstasi,dan LSD
• Psikotropikagolongan 2: ketergantungannyakuat. Ex:amfetamindansabu
• Psikotropikagolongan 3: ketergantungannyasedang. Ex: pentobarbital
• Psikotropikagolongan 4: ketergantungannyaringan .ex:diazepam


3.ZatPsikoaktif lain

Yaituzat/bahan lain bukannarkotikadanpsikotropika yang berpengaruhpadakerjaotak. Jenisnyaadalah :
• Alcohol, padaminumankeras
• Inhalansia, zatmudahmenguap yang terdapatpadapabrik,dll
• Nikotin,yangterdapatpadatembakau
• Kafein,yangterdapatpada kopi
Penggolongannarkobamenurut WHO berdasarkanpengaruhnyaterhadaptubuhmanusia:
• Opioida,menyebabkannyeridanmenyebabkanmengantuk. Ex:opium,morfin
• Ganja,menyebabkanperasaanriangdanmeningkatkandayakhayal.
• Kokain,meningkatkanaktivitasotak/fungsi organ tubuhlainnya
• Golonganamfetamin,ex:amfetamin,ekstasidansabu
• Alcohol padaminumankeras
• Halusinogen,memberikandayahalusinasi. Ex: LSD
• Sedative danhipnotika,obatpenenangobattidur
• PCP(fensiklidin)
• Solvendaninhalasi,gasuapygdihirup. Ex: tinerdanlem
• Nikotinpadatembakau
• Kafeinpadakopi,berbagaijenisobatpenghilang rasa sakit/nyeridanminuman kola

2.5 AkibatpenyalahgunaanNarkoba
vBagidirisendiri

a.terganggunyafungsiotakdanperkembangan normal remaja
b.intoksikasi(keracunan)
c.overdosis
d.gejalaputuszat
e.kambuhberulang kali
f.gangguanperilaku/mental-sosial
g.gangguankesehatan
h.menurunnyanilai-nilaikehidupanagama,sosialdanbudaya
i.masalahekonomidanhokum

vBagikeluarga

Suasananyamandantentram di keluargaterganggukarnabarang-barangberharga di rumahseringhilang,anakseringberbohong,mencuri,menipu,takbertanggungjawab,hidupsemaunyadan asocial. Orang tua pun akanmenjadimalukarnamemilikiseoranganak yang pecandu,merasabersalahdanmenutupisemuaperbuatananaknya.orangtua pun putusasasebabpengeluaranuangmeingkatkarnaanakharusberulang kali di rawatbahkanmungkinmendekam di penjarasehinggakeluargamenanggungbebansosialdanekonomi.
vBagisekolah

Narkobabisamerusakdisiplindanmotivasipada proses belajarsiswa. Prestasibelajarturundrastis.penyalahgunaannarkobaberkaitandengankenakalandanputussekolahselainitujugaberhubungandengankejahatandanperilaku asocial lain yang mengganggusuasanatertibdanaman, merekajugamenciptakansuasanaacuhtakacuhdantidakmenghormati orang lain, banyak di antaramereka yang menjadipengedar/mencuribarangmilikteman.
vBagimasyarakat,bangsadan Negara
Masyarakat yang rawannarkobatidakmemilikidayatahandankesinambunganpembangunan,Negaramenderitakerugiankarnamasyarakatnyatidakprodutifdankejahatanmeningkat. Mafia perdagangannarkobaselalubeerusahamemasoknarkobakedaerah–daerah yang masyarakatnyamudah/rentanterhadapnarkoba




BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Narkoba(narkotikadanobat/bahanberbahaya) ataunapzaadalahobat/bahan/zat, yang bukantergolongmakanan .jika di minum, di suntik, di telanatau di hirupakanberpengaruhterutamapadakerjaotakdanseringmenyebabkanketergantungan. Akibatnyafungsikerjaotakberubahdemikian pula denganfungsi vital organ tubuh lain
Narkotikaterdiriatasnarkotika,psikotropikadanzatpsikoaktiflainnya. Alas an remajamenggunakannarkobaadabermacam-macamKeyakinanaditifKepribadianadiktifKetidakmampuanmenghadapimasalahTidakterpenuhinyakebutuhansosial,emosional, dan spiritual dankurangnyadukungansosial.
Selainitujugabanyakgejala-gejala yang bisa di amatidalamkehidupansehari-hari, gejala-gejalaini pun jugaberbeda-bedatergantungdarijenisnarkotikaapa yang kitagunakan,tapipadadasarnyadenganmenggunakannarkotikainikitabisakehilangankesadarandalamtingkat yang berbeda-beda.
Akibatdaripenggunaannarkobainisangatbanyak,halinibisaberdampakburukbaikbagidirisendiri,keluarga,sekolah, masyarakat,bangsadan Negara, jikahaliniterustidakterkontrolmakabangsakita lama-kelamaanakanmenjadibangsa yang hancurdantidakpunyamasadepan
Penanggulangandanpencegahannarkobaini pun jugabisa di lakukandnganberbgaicarayaitudenganmelakukantindakanrepresif, yaitudenganmelakukanpenyuluhan, seminar, nasihatddandengaanmelakukantindankanrepresifyaitudenganmelakukanrehabilitasidanterapi-terapibagiparapecandunarkoba agar marekabisasedar


3.2 Saran

Narkobaituadalahsalahatupenyebabkehancuranbangsaolehsebabitumarilahkitalebihsadardanlebihtanggapakanbahayanyanarkoba, sebagairemjahendaknyakitabisalebihberhati-hati agar kitatidakterpengaruholehbahayaakannarkoba yang ada di sekitarkita. Kitapunjugaharus tau apasajadampaknarkobaituterhadapdarikitasendiri, keluarga, dansekolahjugalingkungansekitarkita agar masadepanbangsainimenjadilebihbaik di masadepan.

3.3 Daftarpustaka

Lydia harlinamartonodansatya joewana,2002, Pencegahandanpenanggulanganpenyalahgunaannarkobaberbasissekolah,Jakarta,Balaipustaka
Lydia harlinamartonodansatya joewana,2008,membantu pemulihanpecandunarkobadankeluarganya,Jakarta,Balipustaka
Wikipedia Dan internet


Selasa, 04 Maret 2014

E-Business

E-Marketing

Pemasaran adalah proses manajemen yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan pelanggan. Jika diperhatikan kembali marketing itu sebuah tanggung jawab yang nantinya harus memuaskan kebutuhan pelanggan dan ingat yang paling penting yaitu bagaimana marketing mampu menguntungkan pelanggan itu sendiri. Dan E-Markting tersebut hanyalah sebuah tools yang membantu untuk melakukan semua definisi dari marketing itu sendiri.

Terdapat pertanyaan besar yang nantinya akan muncul tentang E-Marketing. Bagaimana E-Marketing mampu mendukung marketing itu sendiri? Jika dilihat dari cara, terdapat beberapa cara yaitu :
  • Identifying, dapat membaca tingkah laku dari pelanggan itu sendiri, misal menggunakan pooling yang kita sediakan.
  • Anticipating, dapat memprediksikan barang yang diinginkan.
  • Satisfying, dapat menawarkan lebih awal
  • Profitably, bagaimana nantinya profit yang didapat bersifat sama - sama untung dari sisi pelanggan atau perusahaan tersebut
Membedakan Antara E-Marketing dan E-Business
  • E-Business memiliki beberapa tingkatan yang tidak rata dengan E-Marketing. Dari diskusi tentang konsep pemasaran di atas kita dapat menolak hal ini karena keduanya E-Marketing dan E-Business topik yang luas.
  • E-Business secara luas setara dengan E-Business. Ini mungkin lebih realistis, dan bahkan beberapa pemasar akan mempertimbangkan E-Business dan E-Marketing untuk menjadi persamaan.
  • E-Marketing adalah bagian dari E-Business. Hal ini dapat dikatakan bahwa ini adalah yang paling realistis karena E-Marketing pada dasarnya adalah berorientasi pelanggan dan memiliki kurang penekanan pada rantai pasokan dan kegiatan pengadaan dibandingkan dengan E-Business.

Senin, 09 Juli 2012

Konsep dasar perilaku organisasi

  • 1. PERILAKU ORGANISASI By : Rahmah Wati M, S.Pd STMIK HIMSYA 2011
  • 2. Konsep Dasar Perilaku Organisasi Definisi Perilaku Organisasi Kerangka Dasar Konsep PO Perbedaan ilmu perilaku dg ilmu lainnya Ruang Lingkup Kajian PO
  • 3. Definisi Perilaku OrganisasiPERILAKU sebuah tindakan yang konkret yang ada pada diri manusia berupa sebuah tanggapan dan reaksi dari manusia tersebut yang berbentuk atau yang terwujud dari individu berupa suatu sikap dari anggota badan ataupun berupa ucapan secara spontan tanpa direncanakan atau dipikirkan dan tanpa paksaan.ORGANISASI suatu wadah yang didalamnya terdapat dua atau lebih individu yang berinteraksi satu samalain mempunyai konsep yang sama, pemikiran yang sama karena mempunyai tujuan yang sama pula
  • 4. PERILAKU ORGANISASIsuatu studi yang mempelajari tingkah laku manusia dimulai dari tingkah laku secara individu, kelompok dan tingkah laku ketika berorganisasi, serta pengaruh perilaku individu terhadap kegiatan organisasi dimana mereka melakukan atau bergabung dalam organisasi tersebut.Tujuannya memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi dan Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.
  • 5. Kerangka Dasar POTerletak pada dua komponen yaitu1. Individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan perilaku organisasi.2. Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Yaitu sebagai sarana bagi ndividu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu organisasi. Dan, menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.
  • 6. Perbedaan PO dg ilmu lainnya1. PO dengan Psikologi Industri Keduanya berfokus pada penjelasan tentang perilaku manusia dalam organisasi Psikologi Industri berangkat dari psikologi, sementara Perilaku Organisasi bersifat multidisiplin. Perbedaan pada basis keilmuan dan lingkup kajian
  • 7. 2. PO dengan MSDM Perilaku organisasi dianggap lebih mendasar (teoritis; berdasar pada konsep) Manajemen sumber daya manusia lebih terapan dengan fokus pada teknik pengelolaan sumber daya manusia.Perbedaan : pendekatan yang digunakan
  • 8. 3. PO dengan Teori Organisasi Perilaku organisasi mempelajari perilaku individu / kelompok dalam organisasi dan aplikasinya (analisis Mikro). Teori organisasi mempelajari struktur, proses dan performansi organisasi (analisis Makro) Perbedaan : pada unit analisis dan objek kajian.
  • 9. Ruang Lingkup Kajian POMODEL 3 LEVEL (S.P. ROBIN)Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis. Tingkatan Individu : karakteristik bawaan individu dalam organisasi. Tingkatan Kelompok : dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya Tingkatan Organisasi : faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.

Jaringan Komputer